Batuan Sedimen : Pengertian, Pembentukan, Ciri, Jenis
Wednesday, 19 June 2019
Edit
A. PENGERTIAN BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen merupakan jenis batuan yang terbentuk lantaran proses pengendapan hasil pelapukan atau erosi yang terjadi di lahan lepas. Batuan sedimen terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya. 70% batuan yang ada di bumi merupakan batuan sedimen, tetapi hanya 2% dari volume batuan tersebut tersebar di seluruh permukaan bumi. Artinya batuan sedimen banyak jenisnya dan tersebar sangat luas, namun ketebalannya relatif tipis.
B. PROSES TERBENTUKNYA BATUAN SEDIMEN
Proses terbentuknya batuan sedimen dimulai dari adanya pengikisan terhadap batuan beku. Pengikisan ini sanggup disebabkan lantaran pergerakan air, angin, es atau acara makhluk hidup. Partikel-partikel yang terkikis akan bergerak mengikuti media pengikutnya. Kemudian pada suatu titik akan berhenti dan terkumpul di suatu tempat. Kemudian kumpulan partikel ini akan mengalami proses pengendapan (Sedimentasi). Sedimentasi merupakan proses pengendapan material batuan secara gravitasi yang sanggup terjadi di daratan, garis pantai ataupun di dasar laut. Setelah mengendap, selanjutnya partikel-partikel tersebut akan memadat membentuk batuan sedimen.
Proses sedimentasi pada batuan sanggup terbagi menjadi 2, adalah :
1. Proses Sedimentasi Mekanik
Proses sedimentasi mekanik merupakan proses pengendapan yang dipengaruhi oleh pergerakan (aktivitas mekanik) banyak hal. Beberapa hal tersebut menyerupai air, gravitasi, angin, es, dan bahkan gerakan makhluk hidup.
2. Proses Sedimentasi Kimiawi
Proses sedimentasi kimia merupakan pengendapan yang terjadi lantaran perubahan komposisi mineral-mineral pada batuan tertentu secar kimiawi. Biasanya terjadi lantaran komponen kimia dari luar menembus pori-pori dan menjadi pecahan dari batuan tersebut. Setelah mineral gres masuk, akan terjadi reaksi kimia antara mineral gres dengan mineral yang sudah ada, kemudian terjadi kristalisasi sehingga terbentuklah batuan sedimen.
3. Proses Sedimentasi Biologis (Akibat Makhluk hidup)
Merupakan sedimentasi yang disebabkan lantaran penghancuran bebatuan oleh acara makhluk hidup. Setelah bebatuan tersebut hancur, partikelnya akan terbawa ke daerah gres dan berinteraksi dengan keadaan di lingkungan baru. Sehingga terjadi perubahan-perubahan pada komponen batuan tersebut dan terciptalah batuan sedimen.
C. CIRI – CIRI DAN KARAKTERISTIK BATUAN SEDIMEN
1. Warna Batuan Sedimen
Kebanyakan batuan sedimen yang dijumpai berwarna terang, menyerupai putih, kuning, atau abu-abu terang. Tetapi ada juga yang dijumpai berwarna gelap menyerupai hitam, merah dan coklat. Warna dari batuan sedimen sangat bervariasi tergantung kepada komposisi mineral penyusunnya.
2. Kekompakan Batuan Sedimen
Proses pemadatan atau pengompakan dari batuan sedimen disebut diagenesa. Proses ini sanggup terjadi pada suhu dan tekanan normal sampai suhu 300 derajat celcius dan tekanan 2 kilobar. Proses tersebut berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan sampai terangkat kembali ke permukaan. Berdasarkan prosesnya terdapat 3 jenis diagenesa, adalah :
- Diagenesa Eogenik, diagenesa awal pada sedimen di bawah permukaan air.
- Diagenesa Mesogenik, diagenesi pada waktu sedimen mengalami penguburan yang lebih dalam.
- Diagenesa Teogenik, adalah diagenesa yang terjadi saat batuan sedimen tersingkap kembali ke permukaan.
3. Bentuk Butir Batuan Sedimen
Berdasarkan perbandingan dimensi Tinggi, Panjang dan Lebarnya, terdapat 4 jenis bentuk batuan sedimen, adalah :
- Oblate, jikalau ukuran tinggi sama dengan panjangnya tetapi tidak sama dengan lebarnya.
- Equant, jikalau ukuran tinggi, panjang dan lebarnya hampir sama.
- Bladed, jikalau ukuran tinggi, panjang dan lebarnya berbeda-beda.
- Prolate, jikalau ukuran panjang dan lebarnya sama, tetapi ukuran tingginya berbeda.
4. Kebundaran Batuan Sedimen
Berdasarkan kebundaran atau keruncingannya, batuan sedimen sanggup dibagi menjadi 6 tingkatan, adalah :
- Sangat meruncing (Very angular)
- Meruncing (Angular)
- Meruncing tanggung (Subangular)
- Membundar Tanggung (Subrounded)
- Membundar (Rouded)
- Sangat Membundar (Well Rounded)
5. Ukuran Butir Batuan Sedimen
Ukuran butir penyusun batuan sedimen biasanya tidak sanggup diamati oleh mata telanjang. Meskipun demikian, mungkin masih sanggup diketahui melalui perabaan yang seksama. Umumnya evaluasi ukuran butir batuan sedimen mengikuti Skala Wentworth.
SKALA WENTWORTH |
6. Permukaan Batuan Sedimen
Permukaan sedimen beragam, secara garis besar terbagi 3, adalah :
- Kasar, permukaan terlihat meruncing (terasa tacam), dengan permukaan yang dipenuhi butir-butir tidak halus.
- Sedang, permukaan butirnya tidak terlalu meruncing, tetapi juga tidak terlalu halus. Biasanya mempunyai kebundaran yang tanggung (subrounded) atau keruncingan tanggung (subangular).
- Halus, permukaan sudah halus dan rata. Terbentuk dari proses erosi permukaan butir yang sudah lanjut saat mengalami transportasi.
D. KLASIFIKASI MACAM – MACAM JENIS BATUAN SEDIMEN
a. Berdasarkan Pembentukannya
1. Batuan Sedimen Klastik
1. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi (dibawa ke daerah lain) dan terdeposisi (Beradaptasi dengan lingkuangan) gres dan selanjutnya mengalami diagenesa (mengalami perubahan-perubahan tertentu sehingga membentuk batuan baru).
2. Batuan Sedimen Non-Klastik (Batuan Sedimen Kimiawi dan Organik)
Batuan sedimen non-klastik termasuk batuan sedimen kimiawi dan organik. Batuan sedimen kimiawi merupakan batuan sedimen yang terbentuk lantaran adanya perubahan komposisi kimia dari batuan asal atau partikel batuan asal. Batuan Organik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa jasad makhluk hidup yang mengalami pengendapan dan pemadatan di daerah tertentu.
b. Berdasarkan Jenisnya
b. Berdasarkan Jenisnya
1. Batu Konglomerat
Batu konglomerat merupakan batuan yang terbentuk dari material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama lainnya. Batu konglomerat terbentuk dari bahan-bahan yang lepas lantaran gaya beratnya kemudian menjadi padat dan saling terikat. Batu konglomerat berfungsi sebagai materi pendukung bangunan (bukan materi utama).
BATU KONGLOMERAT |
2. Batu Pasir
Batu pasir merupakan batuan yang tersusun dari butiran-butiran pasir, umumnya berwarna abu-abu, kuning, atau pun merah. Batu pasir terbentuk dari bahan-bahan yang lepas lantaran gaya beratnya menjadi terpadatkan dan menjadi saling terikat. Batu pasir sanggup berfungsi sebagai material penyusun gelas/kaca atau pun sebagai kontruksi bangunan.
BATU PASIR |
3. Batu Serpih
Batu serpih merupakan kerikil yang berbau menyerupai tanah liat, berbutir-butir halus, berwarna hijau, hitam, kuning, merah, atau pun abu-abu. Batu serpih terbentuk dari bahan-bahan yang lepas dan halus lantaran gaya beratnya menjadi terpadatkan dan saling terikat. Batu ini sanggup dipakai sebagai materi bangunan.
BATU SERPIH |
4. Batu Gamping (Batu Kapur)
Batu gamping merupakan kerikil yang agak lunak, berwarna putih keabu-abuan, dan sanggup membentuk gas karbon dioksida apabila ditetesi asam. Batu ini terbentuk dari cangkang hewan lunak menyerupai siput, kerang, dan binatang-binatang bahari lainnya yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapur tidak akan musnah, akan tapi memadat dan membentuk kerikil kapur. Batu ini dipakai sebagai materi baku semen.
BATU GAMPING |
5. Batu Breksi
Batu breksi merupakan batuan yang terbentuk dari adonan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung berapi. Batu ini terbentuk lantaran bahan-bahan ini terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu tempat. Batu ini berfungsi sebagai materi kerajinan atau pun materi bangunan.
BATU BREKSI |
6. Stalaktit dan Stalagmit
Stalaktit dan stalagmite merupakan endapan-endapan yang terdapat pada gua, yang umumnya berwarna kuning, coklat, krem, keemasan, atau pun putih. Stalaktit dan stalagmite terbentuk dari air yang larut dan turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air yang mengandung kapur tersebut usang kelamaan kapurnya membeku dan menumpuk bertahap sehingga menjadi batuan kapur yang berbentuk runcing-runcing. Stalaktit dan stalagmit sanggup berfungsi sebagai panorama indah bagi pengunjung wisatawan yang mengunjungi gua.
BATU STALAKTIT DAN STALAGMIT |
7. Batu Lempung
Batu lempung merupakan batuan yang umumnya berwarna coklat, keemasan, merah, atau abu-abu. Batuan ini umumnya terbentuk lantaran proses pelapukan batuan beku yang menghasilkan material lempung dan umumnya ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses pengendapan sehingga membentuk kerikil lempung. Batu lempung cocok dijadikan sabagai materi kerajinan.
BATU LEMPUNG |