Batuan Metamorf : Pengertian, Ciri, Pembentukan, Jenis
Thursday, 20 June 2019
Edit
A. PENGERTIAN BATUAN METAMORF (MALIHAN)
Secara bahasa kata metamorf berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Meta” yang artinya berubah dan “Morph” yang artinya bentuk. Sesuai dengan namanya batuan metamorf merupakan batuan hasil transformasi atau perubahan dari suatu tipe watu yang telah ada sebelumnya. Proses terbentuknya batuan metamorf disebut dengan metamorfisme. Melalui pengamatan batuan metamorf, ilmuwan telah memperoleh informasi ihwal suhu dan tekanan di dalam permukaan bumi. Batuan asal yang menjelma batuan metamorf disebut protolith. Protolith ini merupakan batuan panas dengan suhu lebih dari 150 derajat celcius dan tekanan yang sangat tinggi.
B. PROSES TERBENTUKNYA BATUAN METAMORF (MALIHAN)
Proses terbentuknya batuan metamorf dipengaruhi oleh perubahan-perubahan tekanan, temperatur, dan acara kimia yang berafiliasi dengan watu yang sudah ada. Berikut yaitu klarifikasi ihwal faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya batuan metamorf.
1. Perubahan Temperatur
Perubahan suhu atau temperatur sanggup terjadi alasannya yaitu intrusi magma atau perubahan gradient geothermal. Atau juga sanggup terjadi alasannya yaitu gesekan antar massa batuan.
2. Perubahan Tekanan
Penyebab sanggup terjadinya perubahan tekanan biasanya juga alasannya yaitu acara vulkanik dan tektonik.Perubahan tekanan juga sanggup terjadi alasannya yaitu bertumpuknya endapan dari jenis batuan yang sudah ada.
3. Aktivitas kimia
Aktivitas kimia baik fluida atau gas pada jaringan batuan yang sudah ada sanggup menjadi penyebab terbentuknya batuan metamorf alasannya yaitu berperan dalam perubahan komposisi kimianya. Fluida dan gas aktif yang banyak ditemukan yaitu air, karbondioksida, asam hidroklorik, dan hidroflorik. Biasanya zat kimia ini berperan sebagai katalis yang membentuk dan menyeimbangkan reaksi kimia.
4. Proses Perubahan Batuan Metamorf dari batuan asal
Batuan metamorf sanggup terbentuk dari perubahan yang terjadi kepada batuan beku atau batuan sedimen, berikut yaitu prosesnya :
Magma mengalami pendingan sehingga membeku membentuk batuan beku. Kemudian batuan beku mengalami pelapukan dan abrasi sehingga partikel-partikelnya dibawa ke tempat lain oleh air, angin, atau es. Nah partikel yang tertumpuk disuatu tempat ini akan mengalami sedimentasi (pengendapan) sehingga membentuk batuan sedimen (beberapa batuan beku pribadi menjadi batuan metamorf). Lalu batuan sedimen tadi mengalami perubahan menjadi batuan metamorf alasannya yaitu adanya peningkatan suhu, tekanan atau acara kimi. Batuan metamorf kemudian mendekati astenosfer dan berubah lagi menjadi magma baru. Siklusnya kemudian kembali ke proses terbentuknya batuan beku.
C. CIRI – CIRI DAN KARAKTERISTIK BATUAN METAMORF (MALIHAN)
1. Warna Batuan Metamorf
Warna batuan metamorf sangat bervariasi, tergantung kepada batuan sebelumnya serta penyebab perubahannya, menurut warnanya ada beberapa batuan metamorf, yaitu :
- Kwarsa, berwarna putih jernih atau putih susu, tidak mempunyai belahan.
- Mika, mempunyai belahan, apabila berwarna puti diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi nama biotit.
- Feldspar, mempunyai belahan dengan ciri tertentu, bila belahannya tegak lurus dan berwarna merah daging disebut ortoklas, sedangkan bila belahannya menyerupai kristal kembar berwarna putih atau abu-abu disebut plagioklas.
2. Tekstur Batuan Metamorf
Penilaian tekstur batuan metamorf berafiliasi dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral batuan tersebut. Tekstur umum yang paling sering dijumpai yaitu
- Kristaloblastik, mineral batuan asal sudah mengalami kristalisasi, kemudian terjadi lagi proses kristalisasi ketika menjadi batuan metamorf.
- Relik (sisa), tekstur batuan metamorf yang masih terlihat tekstur batuan asalnya.
3. Struktur Batuan Metamorf
- BerFoliasi, Foliasi yaitu lapisan-lapisan pada batuan metamorf yang berbentuk menyerupai belahan. Merupakan penjajaran dari komposisi mineralnya.
- Non-Foliasi, merupakan batuan metamorf yang tidak mempunyai lapisan-lapisan sehingga tidak terlihat penjajaran mineral-mineral penyusun batuan tersebut.
4. Komposisi Mineral Pembentuk Batuan Metamorf
Mineral pembentuk batuan metamorf disebut mineral metamorfik. Mineral ini hanya terbentuk pada suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa mineral yang niscaya terlibat dalam proses metamorfisme disebut mineral indeks, antara lain termasuk silimanit, kyanit, stauroli, andalusi, dan beberapa garnet. Mineral lainnya yang sanggup ditemukan dalam batuan metamorf tetapi belum tentu terlibat dalam proses metamorfisme yaitu olivin, piroksen, amphibol, mika, dan kwarsa.
5. Bentuk Kristal Batuan Metamorf
- Euhedral, jikalau kristal berbentuk sempurna, dengan dibatasi oleh bidang kristal yang ideal (tegas, terang teratur).
- Subhedral, kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu jelas, sebagian teratur, sebagian tidak.
- Anhedral, kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak teratur.
D. KLASIFIKASI MACAM – MACAM JENIS BATUAN METAMORF (MALIHAN)
1. Batuan Metamorf Berdasarkan Metamorfisme (proses pembentukannya)
a. Batuan Tipe Metamorfisme Kontak
Batuan jenis ini merupakan batuan metamorf yang terbentuk alasannya yaitu terjadinya kontak (interaksi) antara batuan asal dengan magma. Tentunya dengan magma yang sangat panas akan terjadi peningkatan suhu dan peningkatan tekanan sehingga sanggup menciptakan watu tersebut menjelma batuan yang baru. Biasanya batuan yang terbentuk melalui metamorfisme kontak mempunyai ciri lebih keras, berkristal kasa, dan kompak. Contohnya yaitu perubahan watu kapur menjadi watu marmer.
b. Batuan Tipe Metamorfisme Dinamo (Regional)
Batuan jenis ini merupakan batuan metamorf yang terbentuk alasannya yaitu mengalami perubahan akhir tekanan tinggi dari tenaga endogen dalam waktu yang lama. Biasanya terjadi pada batuan dengan massa besar dan permukaan yang luas. Btuan yang mengalami tipe metamorfisme ini cenderung lebih keras, berfoliasi, terdiri dari susunan planar mineral yang sejajar. Contohnya yaitu perubahan watu lumpur menjadi watu tulis.
c. Batuan Tipe Metamorfisme Kataklastik
Batuan jenis ini merupakan batuan metamorf yang terbentuk akhir deformasi mekanis. Contohnya ketika dua badan batuan bergeser melewati satu sama lain sehingga terjadinya gesekan. Gesekan tersebut akan menimbulkan peningkatan suhu sehingga badan batuan asal akan berubah.
d. Batuan Tipe Metamorfisme Tindihan
Batuan jenis ini merupakan batuan metamorf yang terbentuk pada kedalaman beberapa ratus meter dari permukaan. Batuan ini terbentuk pada tempat yang suhunya lebih besar dari 300 derajat celcius tanpa adanya stress diferensial. Dikatakan batuan metamorf alasannya yaitu adanya pembentukan mineral gres walaupun struktur batuan secara fisik tidak mengalami perubahan.
e. Batuan Tipe Metamorfisme Hidrotermal
Batuan jenis ini merupakan batuan metamorf yang terbentuk pada suhu tinggi dengan tekanan sedang akhir cairan hidrotermal. Seringkali terjadi dalam batuan basalt yang kekurangan mineral hidrat.
2. Batuan Metamorf Berdasarkan Jenisnya
a. Batu Pualam atau Batu Marmer
Batu pualam atau marmer merupakan watu yang berasal dari watu gamping / watu kapur dan mempunyai adonan warna yang berbeda-beda, mempunyai pita-pita warna, kristal-kristalnya sedang hingga kasar, Apabila ditetesi asam akan mengeluarkan suara mendesah. Batu ini akan menjadi keras dan mengkilap jikalau dipoles. Batu ini terbentuk alasannya yaitu watu kapur mengalami perubahan suhu dan tekanan tinggi. Batu ini sanggup dipakai sebagai materi ubin.
b. Batu Sabak
Batu sabak merupakan watu yang berasal dari watu serpih, umumnya berwarna abu-abu kehijau-hijauan dan hitam, sanggup dibelah-belah menjadi lempeng-lempeng tipis. Batu ini terbentuk apabila watu serpih terkena suhu dan tekanan tinggi. Batu ini sanggup dijadikan sebagai materi kerajinan atau materi bangunan.
c. Batu Gneiss (Ganes)
Batu gneiss atau ganes merupakan watu yang umumnya berwarna putih keabu-abuan, terdapat goresan-goresan yang tersusun atas mineral-mineral, mempunyai bentuk bentuk jajaran yang tipis dan terlipat pada sejumlah lapisan dan terlihat urat-urat tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral. Batu ini terbentuk pada dikala batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Batu ini sanggup dijadikan sebagai kerajinan.
d. Batu Sekis
Batu sekis merupakan watu yang umumnya berwarna hitam, hijau dan ungu, mineralnya umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang berkilau. Batuan ini terbentuk dari perubahan batuan-batuan yang berubah bentuk pada taraf menengah. Batu ini sanggup dipakai sebagai sumber mika yang utama (komponen penting dalam industri elektronika).
e. Batu Kuarsit
Batu kuarsit merupakan watu yang umumnya berwarna abu-abu, kekuningan, coklat, atau merah, sering berlapis-lapis dan sanggup mengandung fosil. Batu ini merupakan perubahan dari batuan pasir yang mendapat suhu yang tinggi. Batu ini sanggup dipakai sebagai materi kerajinan atau pun kontruksi jalan raya.
f. Batu Milonit
Batu milonit merupakan batuan yang terdapat butir-butir halus, sanggup dibelah, berwarna abu-abu, kehitaman, coklat, atau pun biru. Batu ini terbentuk oleh terbentuknya mineral-mineral yang menimbulkan pengurangan ukuran butir-butir batuan awal. Batu ini sanggup dipakai sebagai materi kerajinan.
BATU MILONIT |