-->

Puisi: Pengertian, Ciri, Unsur, Struktur, Jenis

A. PENGERTIAN PUISI
Secara bahasa, kata “Puisi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “Poites” yang artinya pembangun, pembuat atau pembentuk. Secara umum, Puisi yaitu sebuah karya sastra berupa seni tertulis yang merupakan bentuk ungkapan perasaan penulisnya melalui bahasa yang terikat dengan irama, mantra, rima dan penyusunan lirik serta bait. Puisi merupakan karya sastra yang mementingkan bunyi, struktur dan makna yang ingin disampaikan. Makara sanggup dikatakan bahwa puisi mewujudkan penggunaan bahasa sebagai sebuah seni yang mempunyai kualitas estetika (keindahan). Dalam perkembangannya, terdapat 2 jenis puisi, yaitu puisi usang dan puisi baru. Puisi usang merupakan puisi yang masih terikat pada aturan-aturan tertentu, sedangkan puisi gres (puisi modern) merupakan puisi yang tidak lagi terikat kepada aturan-aturan tertentu dalam pembuatannya.

B. UNSUR – UNSUR DAN STRUKTUR PUISI
1. Unsur Fisik (Struktur Fisik) Puisi
a. Perwajahan Puisi (Tipografi)
Perwajahan puisi yaitu bentuk dari puisi terebut. Diantaranya meliputi halaman puisi, tepi halaman, pengaturan baris, penulisan kata, penulisan tanda baca, pengguraan aksara kapital, dan lain sebagainya. Perwajahan puisi yaitu segala yang sanggup dilihat dengan mata dikala membaca puisi.

b. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yaitu pemanfaatan bahasa. Di dalam puisi seringkali dipakai kata yang mempunyai beberapa makna demi mencapai efek-efek tertentu sehingga puisi tersebut kaya akan makna. Gaya bahasa ini juga sering disebut dengan majas.

c. Diksi
Diksi yaitu pemilihan kata dalam sebuah puisi. Karya sastra menyerupai puisi yang tujuannya ingin menyentuh pembaca harus memakai kata yang sempurna biar dapa mempengaruhi perasaan pembaca secara maksimal. Setiap kata akan menawarkan dampak yang berbeda-beda, oleh alasannya yaitu itu diksi sangat penting dalam puisi. Pemilihan kata ini dilakukan penyair dngan mempertimbangkan irama, nada dan estetikanya.

d. Rima/irama
Rima yaitu eprsamaan bunyi di dalam puisi, baik itu di awal, di tengah atau di simpulan baris puisi. Rima meliputi :
  • Onomatope (sekelompok kata yang menirukan bunyi dari sumber yang digambarkan, contohnya bunyi anjing : menggonggong)
  • Bentuk intern rujukan bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, sajak, repetisi, dll)
  • Pengulangan kata/ungkapan.
e. Imaji
Imaji yaitu kata atau susunan kata yang sanggup menawarkan pengalaman indrawi (penglihatan, penciuman, perasa, pendengaran) sehingga menggugah perasaan pembaca. Kata – Kata yang dipakai seringkali bekerjasama dengan kiasan atau lambang.

f. Kata Konkret
Kata Konkret yaitu sebuah kata yang sanggup menggambarkan keadaan, suasana, benda atau rupa dari maksud yang ingin disampaikan oleh penyair.

2. Unsur Batin (Struktur Batin) Puisi
a. Tema/Makna
Tema yaitu makna dalam sebuah puisi. Karena terdiri dari tutunan bahasa dan bertujuan untuk memperlihatkan nilai estetika dari bahasa, maka sebuah puisi yang baik harus mempunyai makna, baik itu dalam setiap kata, baris, atau dalam setiap baitnya. Semakin padat dan semakin dalam makna dari sebuah puisi, maka akan semakin baik puisi tersebut.

b. Rasa
Rasa yaitu perilaku dan perasaan penyair terkait dengan tema atau pokok permasalahan yang dihadirkan dalam puisinya. Pengungkapan rasa penyair ini dekat kaitannya dengan kehidupan faktual si penyair dan latar belakangnya. Rasa yang dialami oleh penyair akan tergambarkan dalam cara ia mempunyai kata, rima, gaya bahasa dan bentuk dari puisi tersebut.

c. Nada
Nada yaitu struktur puisi yang menggambarkan perilaku penyair terhadap pembacanya. Nada bekerjasama dekat dengan tema dan rasa. Penyampaian puisi sanggup dilakukan dengan nada tinggi, nada rendah, nada sombong, dan lainnya sesuai dengan maksud dan tujuan puisi serta penyairnya.

d. Amanat/Tujuan/Maksud
Sama menyerupai pada karya sastra lainnya, amanat dalam puisi yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca atau pendengar. Pesan ini sanggup berupa nasehat, ajakan, ilmu, atau hal bermanfaat lainnya.

D. KLASIFIKASI MACAM – MACAM JENIS PUISI DAN CIRI – CIRI NYA
Seperti yang telah kami jelaskan di atas, menurut perkembangan zamannya, terdapt 2 jenis puisi, yaitu :
1. Puisi Lama
a. Pengertian Puisi Lama
Puisi Lama yaitu jenis puisi yang masih terikat dengan hukum – hukum baku dalam penulisannya. Beberapa hukum tersebut antara lain yaitu :
  • Terikat dengan jumlah suku kata dalam setiap barisnya
  • Terikat dengan jumlah kata dalam setiap barisnya
  • Terikat dengan jumlah baris dalam setiap baitnya
  • Terikat dengan persajakan (rima)
  • Memiliki hukum ihwal irama tertentu
b. Ciri – Ciri Puisi Lama
  • Puisi rakyat yang nama pengarangnya jarang dikenali
  • Tersebar dan disampaikan dari ekspresi ke ekspresi (dapat dikatakan merupakan sastra lisan)
  • Terikat dengan aturan-aturan menyerupai jumlah bari, bait, suku kata, rima dan irama.
c. Macam – Macam Jenis Puisi Lama
Pantun, merupakan puisi usang yang yang bersajak a-b-a-b, tiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata, tiap bait terdiri dari 4 baris, 2 baris utama merupakan sampiran dan 2 baris lagi merupakan isi.
  • Karmina, jenis puisi usang menyerupai pantun yang lebih pendek, biasanya hanya 2 baris.
  • Seloka, bentuk puisi melayu klasik yang sering disebut pantut terikat.
  • Talibun, merupakan pantun panjang yang barisnya berjumlah genap (6, 8, 10, dst)
  • Syair, merupakan puisi usang berisi pesan yang tersirat atau dongeng yang sajaknya a-a-a-a.
  • Gurindam, yaitu puisi usang yang berisikan pesan yang tersirat dan terdiri dari dua baris dengan sajak a-a a-a.
2. Puisi Baru
a. Pengertian Puisi Baru
Puisi Baru yaitu karya sastra atau puisi yang tidak terikat oleh hukum baku baik dari suku kata, kata, bari, bait, rima, atau iramanya. Makara puisi gres yaitu puisi yang lebih “bebas”.

b. Ciri – Ciri Puisi Baru
  • Tidak terikat oleh hukum baku tertentu
  • Bentuk dan cara penulisannya rapi serta simetris
  • Mempunyai persajakan (rima) simpulan yang teratur
  • Sebagian besar merupakan puisi empat seuntai yang terdiri dari 4 baris tiap baitnya.
c. Macam – Macam Jenis Puisi Baru
Walaupun tidak terikat kepada aturan, tetapi puisi gres sanggup dibagi menjadi beberapa jenis menurut kesamaan yang dimiliki.
Berdasarkan isinya terdapat banyak jenis puisi baru, diantaranya yaitu :
  • Balada, merupakan puisi gres yang isinya berupa kisah atau cerita.
  • Himne, merupakan puisi yang berisi kebanggaan atau sanjungan kepada tuhan, alam, tanah air, atau tokoh yang dihormati.
  • Romansa, merupakan puisi gres yang isinya ihwal percintaan dan kasih sayang.
  • Ode, merupakan jenis puisi gres yang isinya berupa sanjungan kepada darah biru atau orang yang berjasa bagi penyair.
  • Epigram, yaitu jenis puisi gres yang berisi ihwal pesan yang tersirat dalam kehidupan.
  • Satire, merupakan jenis puisi barus yang isinya berupa sindiran atau kritikan.
  • dll.
Berdasarkan jumlah baris dalam satu baitnya, juga terdapat banyak jenis puisi, diantaranya yaitu :
  • Distikon, jenis puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris.
  • Terzina, jenis puisi gres yang tiap baitnya terdiri dari 3 baris.
  • Kuatrain, jenis puisi gres yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris.
  • Kuint, jenis puisi gres yang tiap baitnya terdiri dari 5 baris.
  • Sektet, jenis puisi gres yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.
  • Septime, jenis puisi gres yang tiap baitnya terdiri dari 7 baris.
  • Oktaf, jenis puisi gres yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris.
  • Soneta, jenis puisi gres yang terdiri dari 14 baris dibagi menjadi dua bait pertama yang masing-masing terdiri dari 4 baris, dan dua bait lainnya yang terdiri dari 3 baris. 
  • dll

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel