-->

STRATEGI DALAM LAYANAN INFORMASI


STRATEGI DALAM LAYANAN INFORMASI : STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS GEOGRAFI UGM
OLEH
PURWANI ISTIANA
 Pustakawan Universitas Gadjah Mada
nina@ugm.ac.id

ABSTRAK
Tulisan ini memaparkan strategi layanan yang dilakukan Perpustakaan Fakultas Geografi. Perpustakaan adalah sebuah institusi yang harus terus tumbuh dan berkembang sesuai perkembangan masyarakat yang dilayani. Terus melakukan perubahan adalah kata kunci yang harus terus dilakukan agar layanan yang disediakan dapat terus memenuhi kebutuhan penggunanya. Kepuasan pengguna menjadi dasar dalam melakukan pengembangan layanan. Strategi layanan yang dikembangkan memahami lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Strategi evaluasi juga menjadi hal yang penting dalam melakukan pengembangan layanan perpustakaan. Hasil evaluasi menjadi dasar dalam perencanaan pengembangan dan peningkatan kualitas layanan berikutnya.

Kata Kunci: Strategi Layanan; Perpustakaan Fakultas Geografi; Strategi Evaluasi

  1. PENDAHULUAN
            Di era kemajuan teknologi informasi, di era pertumbuhan ekonomi dan sosial saat ini, segala hal berubah dengan cepatnya. Teknologi informasi berkembang demikian pesatnya. Barang atau produk cepat berubah dan berkembang. Belum sempat kita membeli suatu jenis barang tertentu, sudah muncul produk/barang yang lain dengan model dan kecanggihan yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi masyarakat semakin berkembang, tuntutan berbagai kebutuhan dan jasa, karena daya beli masyarakat semakin tinggi. Tuntutan gayahidup meningkat. Seseorang membeli barang/produk terkadang bukan didasarkan karena kebutuhan, namun karena tuntutan gaya hidup /gengsi atau karena alasan prestise. Mereka tidak keberatan untuk mengeluarkan dana yang lebih besar untuk sebuah gaya hidup/gengsi. Demikian juga dalam hal layanan. Masyarakat menuntut mendapatkan layanan yang baik/layanan khusus atau layanan prima. Membayar sedikit lebih mahal untuk layanan berkualitas bukan menjadi hal yang berat. Orang ingin merasa nyaman, merasa dihargai dan diperhatikan. Yang lebih pasti lagi adalah kebutuhannya terpenuhi. Sebagai contoh : ketika orang lapar, kebutuhannya adalah makan. Namun jika dia masuk ke suatu tempat makan/rumah makan/pondok makan yang suasananya menyenangkan, layanannya cepat dan ramah, hidangannya enak sesuai bahkan lebih dari yang diduga, maka pasti seseorang tersebut merasa sangat puas dengan layanan rumah makan tersebut. Bisa dipastikan bahwa orang tersebut punya keinginan suatu saat akan kembali lagi, bahkan merekomendasikan rumah makan/tempat makan tersebut kepada temen, saudara dan kenalannya.
            Merekomendasikan suatu jenis layanan yang diterimanya kepada orang lain seperti di atas, merupakan hal yang diharapkan bagi siapa saja unit/lembaga yang menyediakan jasa layanan. Hal ini merupakan salah satu bentuk publikasi/promosi yang sangat efektif. Layanan yang baik atau memuaskan pengguna, akan selalu memberikan harapan bagi pengguna untuk kembali memanfaatkan jasa layanan yang disediakan. Agar supaya layanan yang disediakan tetap menjadi layanan yang baik, layanan yang unggul maka organisasi atau penyedia layanan harus terus -menerus melakukan perubahan. Apapun jenis layanan yang disediakan, baik penyedia layanan seperti rumah makan, penginapan, rumah sakit, transportasi, maupun penyedia jasa layanan informasi seperti perpustakaan.
            Paparan diatas mencoba meyakinkan pembaca bahwa layanan yang memberikan kepuasan bagi pengguna sangatlah penting bagi sebuah jasa penyedia layanan. Penulis melihat fenomena bahwa sebenarnya kita tahu,  perpustakaan merupakan penyedia jasa layanan yakni jasa layanan informasi. Namun kenyataannya perpustakaan belum secara khusus memberikan perhatian pada kepuasan pelanggan atau pengguna. Jika perpustakaan mampu melakukan berbagai perubahan yang banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga atau penyedia jasa layanan pada umumnya maka penulis yakin perpustakaan akan menjadi unit lembaga yang benar-benar sesuai harapan pengguna.
            Layanan informasi yang seperti apakah yang sesuai dengan harapan pengguna? Jawaban atas pertanyaan tersebut tidaklah sederhana. Hal ini memerlukan suatu kajian terhadap pengguna jasa layanan informasi. Intinya adalah bahwa penyediaan dan pelaksanaan layanan informasi memenuhi tuntutan pencari/pengguna informasi. Pencari informasi akan dengan mudah menggunakan informasi dalam pengambilan keputusan. Pengguna layanan informasi juga akan terus berubah, dibedakan dalam usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan sebagainya, masing-masing membawa karakteristik yang berbeda. Dalam mensikapi hal-hal semacam itu , maka penyedia jasa layanan informasi (perpustakaan) harus jeli dan selalu mengikuti perkembangan masyarakat yang dilayani. Prinsipnya adalah bahwa penyedia layanan informasi (perpustakaan) merupakan unit yang harus terus berkembang, seiring dengan kebutuhan pengguna informasi.
            Menyadari apa yang telah disampaikan diatas bahwa perpustakaan harus tumbuh dan berkembang maka Perpustakaan Fakultas Geografi pun sebagai unit layanan informasi berupaya untuk memposisikan diri sebagai unit yang mampu memberikan layanan informasi sebaik-baiknya kepada pengguna. Perpustakaan Fakultas Geografi, merupakan salah satu jenis perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dalam rangka menyediakan informasi bagi civitas akademika (Lasa, 2013). Tulisan selanjutnya mencoba memberikan alasan perubahan dan langkah strategis dalam layanan informasi.
  1. PEMBAHASAN
Harus Berkembang dan Berubah
            Sebagai penyedia jasa layanan informasi , Perpustakaan Fakultas Geografi berupaya berbenah guna memberikan layanan informasi yang semakin berkualitas. Hal ini diupayakan dalam rangka melaksanakan tiga fungsi yakni sebagai pusat layanan informasi untuk program tri dharma perguruan tinggi yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian pada masyarakat (Darmanto, 2012). Berawal dari infrastruktur seperti ruangan perpustakaan, mesin pendingin ruang, perabotan meja kursi, penataan interior kemudian konten (koleksi) perpustakaan. Perubahan akan terus berlanjut. Perubahan diupayakan untuk meningkatkan kualitas layanan informasi di perpustakaan. Untuk menjaga layanan akan tetap baik bahkan meningkat. Memastikan bahwa layanan atau produk yang disediakan perpustakaan dapat diterima pengguna dengan baik. Hal ini mengingat perpustakaan diharapkan menjadi tempat yang kondusif dan menyenangkan untuk mendukung proses belajar mengajar.
            Alasan lain mengapa perlu melakukan perubahan adalah bahwa kondisi lingkungan yang mengalami perubahan yang begitu cepat. Keadaan ini menuntut perpustakaan melakukan perubahan. Perubahan tuntutan kebebasan akses informasi, memaksa perpustakaan harus mengambil langkah memberikan akses yang lebih terbuka kepada pengguna. Perpustakaan memberikan layanan dengan sistem terbuka. Implementasi IT di perpustakaan merupakan hal yang tidak dapat ditunda lagi. Layanan WiFi area merupakan salah satu contoh bahwa perubahan lingkungan yang begitu cepat, menuntut respon yang cepat pula dari perpustakaan sebagai penyedia jasa layanan informasi. Di sisi lain perpustakaan harus mengkomunikasikan hal-hal yang memerlukan kebijakan dari manajemen atas dalam hal ini pihak pengurus fakultas.
Dampak ekonomi global juga merupakan alasan mengapa perpustakaan harus melakukan perubahan. Lingkungan eksternal di luar perpustakaan seperti keterlibatan perpustakaan dalam ISO 9001 : 2008, menuntut perpustakaan berbenah memperbaiki diri dalam berbagai hal, terkait dengan dokumen-dokumen pelaksanaan tugas. Ekonomi global menuntut bahwa suatu unit atau organisasi harusnya memenuhi standar mutu pelayanan, salah satunya adalah ISO 9001:2008.  Sebelumnya perpustakaan tidak pernah menyusun standar operasional prosedur, kemudian harus menyusun dokumen-dokumen yang terkait dengan kegiatan di perpustakaan. Instruksi kerja, sebelumnya tidak dituliskan, kemudian dituntut menyusun instruksi kerja sebagai pedoman dalam setiap langkah kerjanya.
Perpustakaan sebagai pendukung bagi keberhasilan organisasi induknya dalam hal ini Fakultas Geografi. Oleh karena itu perpustakaan harus selalu siap menyajikan data-data yang diperlukan pihak fakultas. Oleh karena itu perpustakaan berbenah , mencoba melakukan pembenahan database koleksi, agar mudah diakses dengan cepat. Perpustakaan juga memperbaiki penampilan  dalam sajian website perpustakaan (www.lib.geo.ugm.ac.id). Ke depan perlu dipikirkan untuk mengembangkan berbagai layanan yang berbasis pada website perpustakaan (Wicaksono, 2013). Hal ini juga memberikan kemudahan dalam rangka kegiatan akreditasi program studi-program studi yang ada di fakultas. Upaya perekruitan pegawai perpustakaan dengan mempertimbangkan ijazah sesuai dengan bidang keahlian yaitu ilmu perpustakaan. Hal ini dilakukan guna memberikan kekuatan bagi fakultas dan juga bagi perpustakaan dalam mengembangkan diri.
Telah disampaikan diawal bahwa perpustakaan berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan informasinya, guna memberikan kepuasan kepada pengguna. Artinya disini bahwa perpustakaan berfokus pada pelanggan/pengguna. Pengguna sebagai pusat perubahan. Kegiatan atau pilihan program yang dilaksanakan dengan pertimbangan kebutuhan pelanggan/pengguna. Inilah alasan mengapa perpustakaan harus terus berubah dan berkembang. Perpustakaan Fakultas Geografi melaksanakan kegiatan buka sampai dengan pukul 19.00 wib, berdasarkan dengan kebutuhan/permintaan pengguna. Sebelum dilaksanakan kegiatan tambahan jam buka, dilakukan penyebaran kuisioner, untuk mendapatkan masukan dari mahasiswa. Dengan demikian diharapkan pelaksanaan kegiatan penambahan layanan informasi bermanfaat maksimal bagi pengguna perpustakaan. Tentu saja hal-hal semacam ini juga terkait dengan sisi pendanaan, pengaturan jam kerja pustakawan dan jadwal kegiatan perpustakaan lainnya.
Berbagai perubahan yang dilakukan perpustakaan tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan dalam rangka mempromosikan apa yang dimiliki perpustakaan, supaya dapat dimanfaatkan secara maksimal, baik koleksi maupun sumber daya lain di perpustakaan. Dengan adanya website perpustakaan, maka ini sebagai upaya untuk mempromosikan apa yang dimiliki perpustakaan dan juga apa yang menjadi kekuatan Fakultas Geografi sebagai lembaga induknya.
Sebagai lembaga layanan informasi, maka perpustakaan harus mampu memberikan layanan secara fleksibel. Untuk fleksibel maka perpustakaan harus melakukan beberapa perubahan, perubahan aturan atau kebijakan yang mampu memberikan ruang gerak bagi pustakawan untuk melakukan inovasi-inovasi sesuai kebutuhan pengguna. Inovasi dan kreasi yang dilakukan pustakawan akan dapat memberikan ide atau peluang baru dalam menciptakan ataupun menambah jenis layanan lain yang diperlukan. Layanan yang perlu ditambahkan dengan melihat perkembangan kebutuhan pengguna antara lain, layanan scanning dokumen, layanan alih format dokumen dan sebagainya.
Poin-poin diatas merupakan strategi bagi perpustakaan agar mampu bersaing dengan unit layanan informasi lain. Perpustakaan harus mampu menciptakan keunggulan bersaing, sehingga tetap menjadi unit yang memberikan kontribusi baik dalam proses pembelajaran mahasiswa maupun secara keseluruhan mendukung lembaga induknya yaitu Fakultas Geografi.
Strategi Layanan Informasi  
            Pada paparan di atas, penulis mencoba menguraikan alasan-alasan mengapa perpustakaan Fakultas Geografi sebagai unit layanan informasi perlu melakukan perubahan-perubahan. Perubahan yang dilakukan tidak lain mencoba mensikapi apa yang terjadi di lingkungan internal maupun eksternal perpustakaan. Agar supaya perpustakaan tetap sebagai unit yang survivememenuhi tuntutan pengguna atau pencari informasi. Selanjutnya penulis mencoba menyampaikan strategi yang dilakukan dalam upaya layanan informasi di perpustakaan Fakultas Geografi. Dalam bukunya Jo Bryson disampaikan bahwa strategi layanan informasi terkait dengan dua hal yaitu strategi memahami lingkungan eksternal dan lingkungan internal.

Strategi Memahami Lingkungan Eksternal
            Lingkungan eksternal yang dimaksud di sini adalah keadaan sekitar dimana lembaga/organisasi berkegiatan. Dalam memahami lingkungan eksternal ini, manajer harus mampu mengidentifikasi perubahan, kecenderungan isu, kesempatan yang dapat diambil oleh perpustakaan dan ancaman. Peluang atau kesempatan yang seperti apa yang dapat dimanfaatkan oleh perpustakaan. Misalnya potensial pengguna yang dapat dijaring, kemungkinan pengguna dari luar fakultas atau dari luar universitas yang dapat dijaring sebagai anggota perpustakaan. Siapa saja yang berkemungkinan untuk menggunakan jasa layanan informasi di perpustakaan. Layanan perpustakaan yang mana yang bisa lebih dikembangkan sesuai permintaan pengguna (pasar). Potensi pasar yang mana yang bisa digarap, sehingga perpustakaan bisa memberikan manfaat yang maksimal kepada pengguna. Sebagai contoh : Perpustakaan Fakultas Geografi melihat segmen potensial yaitu mahasiswa yang sedang menyusun proposal skripsi. Bekerja sama dengan dosen pengampu mata kuliah tersebut, perpustakaan memberikan layanan khusus, bagi mereka yang akan menyusun proposal pada hari Sabtu dan Minggu.
            Ketersediaan sumber –sumber dana. Sumber sumber dana yang dapat di raih perpustakaan. Berapa anggaran yang diberikan pihak Fakultas kepada perpustakaan. Hal ini merupakan poin penting dalam menentukan langkah-langkah yang dapat diambil. Apakah memungkinkan untuk menarik dana dari pengguna. Saat ini perpustakaan Fakultas Geografi memperoleh dana dari pendaftaran anggota , denda keterlambatan dan biaya bebas perpustakaan. Dana tersebut dikelola perpustakaan, selanjutnya akan kembali lagi kepada mahasiswa dalam bentuk pengembangan koleksi perpustakaan. Sumber pendanaan lain yang diperoleh perpustakaan dari layanan scanning, dan cetak artikel. Perpustakaan harus mampu terus berinovasi guna mengembangkan layanan.
            Memperhatikan perkembangan teknologi dan tuntutan informasi yang cepat, maka, kendala geografi dalam akses informasi dapat diatasi dengan membangun database yang dapat diakses dari luar perpustakaan. Akses website perpustakaan, maka pengguna dapat memanfaatkan sebagian koleksi perpustakaan secara online. Sebelumnya database koleksi perpustakaan hanya dapat diakses di lingkungan fakultas, namun saat ini dan seterusnya dapat diakses dari mana saja.
            Tingkat kemampuan inovasi teknologi , di perpustakaan Fakultas Geografi terkendala dukungan pendanaan dari Fakultas (lembaga induk). Oleh karena itu pengembangan inovasi teknologi belum dapat dilakukan sesuai harapan pengguna. Misalnya masih terbatasnya jumlah unit komputer dan kualitas unit komputer yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Di sisi lain perpustakaan berharap dapat memberikan fasilitas yang memadai , namun kendala terbatasnya anggaran untuk pengembangan inovasi teknologi, sehingga tidak banyak yang dapat dilakukan. Upaya lain yang dilakukan perpustakaan untuk mensikapi kebutuhan unit komputer adalah memasang WiFi area di lingkungan perpustakaan. Mahasiswa dapat menggunakan laptop pribadi untuk melakukan akses internet. Selain itu pustakawan melakukan kegiatan men-download artikel-artikel bidang geografi melalui internet, sehingga pengguna yang membutuhkan dapat langsung segera menghubungi pustakawan.
            Pengembangan layanan yang dilakukan perpustakaan berdasarkan pada survei pengguna. Hal ini untuk menghindari pemborosan sumber dana. Sebagai contoh untuk melaksanakan kegiatan menambah jam layanan, maka perpustakaan melakukan survei pada pengguna. Apakah pengguna menghendaki tambahan jam layanan. Hal ini untuk menghindari pemborosan dalam pembiayaan kegiatan. Tidak efektif jika perpustakaan di buka sampai malam hari namun pengguna yang datang hanya satu orang saja bukan?
            Memahami lingkungan eksternal. Pola demografi. Dalam hal ini perpustakaan harus memahami secara umum maupun detail profil demografi pengguna perpustakaan. Menyangkut usia, daya beli, minat membaca, kemampuan akses informasi dan sebagainya. Memahami profil pengguna bermanfaat untuk menyusun program kegiatan yang akan diselenggarakan. Sebagai contoh, perpustakaan akan memberikan kegiatan pelatihan bagi pengguna yang belum mempunyai kemampuan dalam akses informasi. Sejauhmana pendalaman materi yang diberikan sangat tergantung profil pengguna perpustakaan yang dilayani.
Bagaimana kondisi sosial –ekonomi mahasiswa atau pengguna perpustakaan. Dengan memahami kondisi sosial-ekonomi eksternal , maka perpustakaan dapat menentukan nominal biaya pendaftaran anggota, besaran denda keterlambatan, besarnya biaya layanan yang harus (layak) dibayar pengguna. Denda keterlambatan berfungsi sebagai pendidikan kedisiplinan di lingkungan akademik, sehingga bukan semata-mata perpustakaan memungut sewa dari peminjaman buku (koleksi). Kondisi sosial pengguna juga menjadi pertimbangan dalam menentukan jam tambahan layanan perpustakaan.
            Lingkungan eksternal lain yang perlu diperhatikan adalah lembaga-lembaga yang terkait dengan perpustakaan, seperti Badan Pusat Statistik, Kementerian Lingkungan Hidup, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta, dan sebagainya. Terkait dengan lembaga tersebut, perpustakaan sering berkomunikasi dan bekerja sama dalam hal tukar menukar koleksi, permohonan data, langganan artikel online dan lain sebagainya. Hubungan dengan lembaga atau institusi lain perlu dibina sehingga kegiatan perpustakaan terutama penyediaan informasi terjamin.
            Ketersediaan sumber-sumber informasi dan sumber daya merupakan lingkungan eksternal pula. Bagaimana perpustakaan dalam hal ini manajer (pengelola) perpustakaan memahami sejauh mana sumber-sumber informasi bidang geografi tersedia dan dapat diperoleh. Ketersediaan sumber-sumber informasi bidang geografi tentu saja berbeda dengan ketersediaan informasi di bidang yang lain. Buku-buku bidang geografi berbahasa Indonesia tidak sebanyak judul buku-buku bidang ekonomi misalnya. Hal-hal semacam ini perlu dipahami oleh perpustakaan. Sumber sumber daya yang dapat di raih perpustakaan. Sebagai contoh, berapa judul jurnal yang dilanggan perpustakaan pusat yang terkait dengan bidang ilmu geografi. Perubahan banyaknya judul jurnal yang dilanggan oleh perpustakaan pusat,  akan mempengaruhi layanan informasi yang dapat diberikan kepada pengguna.

Strategi Memahami Lingkungan Internal
            Selain strategi memahami lingkungan eksternal, perpustakaan juga harus memahami lingkungan internal. Pengelola atau manajer perpustakaan harus memahami individu-individu yang terlibat dalam organisasi. Masing-masing individu yang terlibat semaksimal mungkin mampu memberikan kontribusi yang terbaik dalam layanan informasi. Struktur organisasi kecil di perpustakaan fakultas geografi memungkinkan organisasi tumbuh secara fleksibel, sehingga lebih mudah beradaptasi dengan perubahan. Penanggungjawab perpustakaan langsung bertanggungjawab kepada wakil Dekan bidang akdaemik, sehingga arus komunikasi lebih lancar dalam pelaksanaan tugas.
            Budaya organisasi/lembaga yang dibangun adalah komunikasi lateral dengan anggota organisasi, tercipta hubungan yang harmonis penuh kepercayaan, sehingga memotivasi anggota organisasi untuk berinovasi. Budaya organisasi merupakan sistem nilai , kenyakinan, norma dan perilaku yang menciptakan iklim organisasi. Budaya organisasi perlu dibangun oleh individu/kelompok dan hal ini membutuhkan waktu beberapa tahun. Di lingkungan perpustakaan Fakultas Geografi  membutuhkan waktu beberapa tahun untuk membangun budaya organisasi. Di lingkungan internal perpustakaan terbangun komunikasi yang harmonis dan kepercayaan penuh kepada seluruh anggota organisasi. Kekuatan untuk saling bekerja sama menjadi suatu budaya organisasi. Hal ini sudah menjadi budaya dalam organisasi di unit Perpustakaan Fakultas Geografi. Akan ada perasaan /rasa yang tidak nyaman jika individu tidak mampu menunjukkan komitmen kerja sama. Budaya organisasi ini memberikan kekuatan pada organisasi untuk memberikan unjuk kerja yang baik dalam layanan informasi.
            Lembaga /organisasi harus mampu mensosialisasikan visi dan misi kepada seluruh anggota. Kekuatan dalam memahami visi dan misi lembaga bagi anggota akan menumbuhkan semangat untuk melakukan tugas dan tanggungjawab dengan baik. Pemahaman visi dan misi memotivasi dalam pelaksanaan tugas. Dengan memahami visi dan misi maka diharapkan roda kegiatan organisasi mendapat dukungan dari seluruh anggota lembaga/organisasi. Setiap individu yang terlibat dalam organisasi mampu maksimal berkontribusi dalam kegiatan organisasi.
            Dalam strategi memahami lingkungan internal, diharapkan lembaga dalam hal ini manajer/pengelola mampu memberikan perhatian/penghargaan/reward kepada siapa saja individu yang mampu menunjukan prestasi dan inovasinya. Dengan demikian muncul perasaan dihargai, perasaan mampu berkontribusi, yang pada gilirannya akan menumbuhkan semangat untuk memberikan yang terbaik untuk lembaga yang bersangkutan. Penghargaan terhadap individu tidak selalu berupa materi. Pemberian kesempatan yang seluas-luas untuk mengembangkan diri merupakan salah satu pilihan yang dapat diambil dalam memberikan penghargaan. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada stafnya untuk mengembangkan diri, baik dalam bentuk keikutsertaan dalam acara seminar-seminar kepustakawanan, pelatihan dan pendidikan lanjut.
            Lingkungan internal memanfaatkan teknologi. Dengan demikian komunikasi berjalan dengan lancar. Bantuan teknologi , tugas-tugas dapat diselesaikan dengan lebih baik. Semua individu mempunyai kesempatan yang sama dalam mengakses berbagai informasi. Memperoleh kesempatan yang sama untuk mendapatkan informasi. Hal ini menciptakan iklim yang kondusif dalam bekerja. Komunikasi antar karyawan dilakukan dengan terbuka, staf dan manajer dapat berkomunikasi dengan bebas, tanpa adanya tekanan.
Strategi Evaluasi
            Kegiatan lembaga, dengan capaian yang telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi. Kegiatan yang telah dilaksanakan sebaiknya dievaluasi. Evaluasi ini bertujuan untuk memberikan penilaian dan koreksi apakah kegiatan/program kerja yang dijalankan sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Dalam layanan informasi di perpustakaan apakah sudah sesuai dengan rencana, dan apakah target yang diharapkan dapat tercapai, yaitu kepuasan pengguna perpustakaan. Bagaimana pengaruh pencapaian target layanan informasi tersebut. Pengaruh terhadap lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Apakah kendala yang dihadapi dalam layanan informasi. Bagaimana kemungkinan-kemungkinan selanjutnya yang dapat dilakukan.
            Berbagai pertanyaan evaluasi layanan informasi di perpustakaan seperti diatas,  akan terjawab dengan melakukan kegiatan evaluasi. Penyebaran kuisioner kepada pengguna layanan informasi dapat dilakukan, untuk mengetahui secara nyata bagaimana layanan informasi yang diterima, dan untuk mendapatkan masukan guna pelaksanaan layanan informasi selanjutnya, maupun dalam pengembangan layanan.
            Perpustakaan Fakultas Geografi secara rutin melakukan kegiatan evaluasi layanan informasi, dengan membagikan isian kuisioner kepada pengguna perpustakaan. Hal ini dilakukan pula jika perpustakaan akan melaksanakan kegiatan baru, ataupun layanan baru. Dengan demikian perpustakaan berharap memperoleh masukan dari pengguna perpustakaan, sebagai fokus utama dalam kegiatan layanan informasi perpustakaan. Penyusunan laporan statistik perpustakaan juga merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan perpustakaan dalam mengevaluasi kegiatan layanan. Berdasarkan data statistik pula diperoleh data dalam menyusun perencanaan dan target kegiatan layanan selanjutnya. Selain itu juga meminimalkan hambatan yang mungkin terjadi dalam layanan informasi.
  1. PENUTUP
            Strategi dalam layanan informasi yang dilakukan di Perpustakaan Fakultas Geografi, mungkin belum detail sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Jo Bryson (2011) dalam bukunya Managing Information Services.Penulis mencoba memaparkan apa yang telah dilakukan oleh perpustakaan Fakultas Geografi, membumikan ide yang disampaikan oleh Jo Bryson (2011) tentang strategi dalam layanan informasi. Bagaimana organisasi dalam layanan informasi, mampu bertahan memberikan layanan informasi yang berkualitas dan terus melakukan perubahan-perubahan. Perubahan yang dilakukan dengan memahami lingkungan eksternal dan internal organisasi. Lingkungan eksternal yang terus berubah, tuntutan yang terus meningkat. Lingkungan internal yang harus diperkuat dalam menghadapi perubahan-perubahan lembaga. Membangun budaya organisasi yang kokoh, sehingga membentuk watak individu yang memiliki komitmen dan loyalitas terhadap visi dan misi organisasi. Lembaga/organisasi tidak lupa melakukan kegiatan evaluasi layanan yang telah dilakukan. Melakukan perencanaan kegiatan layanan berdasarkan evaluasi yang dilakukan.
           
DAFTAR PUSTAKA

Bryson, Jo. (2011). Managing Information Services . England: Ashgate Publishing Limited.

 

Darmanto. (2012). Pemasaran Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan, 3 (2) p. 105-115.

 

Lasa, HS. (2013). Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

 

Wicaksono, Hendro. (2013). Layanan Referensi Berbasis Web yang Aksesibel bagi Semua Orang. Visi Pustaka, 15 (2), p. 120-128.




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel