-->

Cara Tepat Menceritakan Kembali Isi Cerita Fantasi yang Dibaca/Didengar secara Tertulis dan Lisan

Isi cerita fantasi berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari. Banyak cerita fantasi yang dapat kamu baca. Setelah kamu membaca cerita fantasi, kamu dapat menceritakan kembali cerita fantasi secara tertulis dan lisan.
Cara Tepat Menceritakan Kembali Isi Cerita Fantasi yang Dibaca/Didengar secara Tertulis dan Lisan

1. Penyampaian Kembali Isi Cerita Fantasi secara Tertulis
Cara mudah untuk menulis kembali sebuah cerita fantasi secara tertulis sebagai berikut.
a. Membaca cerita fantasi dengan saksama.
b. Menentukan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita fantasi.
c. Mengembangkan peristiwa-peristiwa tersebut menjadi sebuah cerita fantasi dengan kalimat sendiri.

2. Penyampaian Kembali Isi Cerita Fantasi secara Lisan
Isi cerita fantasi dapat diceritakan secara lisan. Sebelum bercerita, kamu harus memahami unsur-unsur intrinsik cerita fantasi yang bersangkutan. Perhatikan cara menceritakan kembali cerita fantasi berikut.

a. Membaca keseluruhan kisah atau peristiwa dalam cerita fantasi.
Kamu harus membaca atau mendengarkan dengan saksama pembacaan cerita fantasi. Sebaiknya, kamu membaca atau mendengarkan cerita fantasi dari awal hingga akhir, jangan sepenggal-penggal. Jika membaca atau mendengarkan cerita fantasi sepenggal-penggal, kamu tidak dapat memahami isi cerita fantasi secara utuh.

b. Mencatat tokoh-tokoh dalam cerita fantasi
Cerita fantasi memiliki beberapa tokoh. Tokoh-tokoh dalam cerita fantasi terdiri atas tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Cerita fantasi menampilkan kisah dari tokoh yang dapat dijadikan suatu nasihat atau pendidikan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

c. Mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam cerita fantasi
Peristiwa-peristiwa penting akan menunjukkan tahap-tahap alur. Peristiwa dalam cerita fantasi disebut kejadian. Peristiwa merupakan sesuatu yang terjadi, dialami, dan mengandung tindakan dari tokoh. Kalimat-kalimat yang menunjukkan peristiwa merupakan kalimat yang mengandung tindakan tokoh. Banyak peristiwa ditampilkan dalam cerita fantasi, tetapi tidak semua peristiwa tersebut berfungsi sebagai pendukung alur. Oleh karena itu, peristiwa-peristiwa dalam cerita fantasi dibedakan menjadi peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan.

d. Mencatat latar cerita fantasi
Cerita fantasi menyajikan tempat, waktu, dan suana cerita. Keteranfgan tempat dalam cerita fantasi misalnya di kerajaan, di hutan, di laut, di sekolah, di kantor, atau di jalan. Sementara itu, keterangan waktu pada cerita fantasi, misalnya pada suatu hari, hari Minggu, malam hari, atau pagi hari, bahkan periode sejarah singkat. Keterangan suasana misalnya sepi, ramai, sedih, atau gembira.

e. Menceritakan kembali cerita fantasi berdasarkan tokoh, peristiwa, dan latar yang telah dicatat.
Cerita fantasi yang telah dibaca dapat diceritakan kembali dengan memahami cerita, tokoh, latar dan peristiwa-peristiwa yang telah dicatat. Ceritakan isi cerita fantasi dengan menggunakan kalimatmu sendiri. Namun, nama, latar, dan peristiwa pada cerita fantasi tidak boleh diubah.

f. Memperhatikan penampilan dan gerakan tubuh
Cerita fantasi yang telah dibaca dapat diceritakan isinya dengan gaya yang tidak dibuat-buat. Gunakan gerakan tubuh yang lain (wajah, mata, lengan) untuk mendukung cerita. Akan tetapi, ingat jangan menggunakan gerakan tubuh berlebihan (over acting).

g. Memperhatikan intonasi, irama, artikulasi, dan lafal.
Cerita fantasi yang telah kamu baca dapat kamu ceritakan kepada orang lain dengan menggunakan intonasi, irama, artikulasi, dan pelafalan jelas. Intonasi, irama, artikulasi dan pelafalan bertujuan memperkuat isi cerita.

h. Menceritakan bagian pembuka, inti, dan penutup secara urut.
Kamu harus menceritakan isi cerita fantasi secara runtut. Jangan menceritakan isi cerita fantasi secara sepenggal-penggal. Penceritaan isi cerita yang tidak runtut dapat menyebabkan jalan cerita berbeda dengan cerita fantasi yang dibaca.

i. Mengakhiri dengan penutup cerita santun
Setelah selesai menceritakan isi cerita fantasi kepada orang lain, jangan lupa menutup cerita. Kamu dapat menutup cerita dengan menyampaikan amanat atau nasihat dalam cerita fantasi. Sertai ajakan jika nasihat itu pantas menjadi teladan. Sebaliknya, sertai imbauan pelarangan jika perbuatan tokoh cerita tidak pantas dicontoh.  

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel