-->

Bisakah Saya Menjadi Penulis Hebat? Ini Jawabannya!

Mungkin banyak diantara kalian yang bercita-cita ingin menjadi penulis. Entah itu penulis blog, jurnalistik, atau hanya sekedar mengekspresikan jati diri melalui karya tulis. Namun banyak juga yang mengeluh dan berkecil hati sebelum mulai menjadi penulis. Ragu, malu, bahkan merasa tidak punya kemampuan sama sekali untuk menjadi penulis. Bisa disebabkan karena usia, pendidikan, dan faktor sosial.

Menulis artikel

Padahal siapa saja pasti bisa dan boleh menjadi seorang penulis. Tidak peduli anak-anak, remaja, tua, dokter, guru, insinyur, lulusan SMP / SMA, direktur, pejabat, petani, dan nelayan. Kita semua bisa boleh menjadi seorang penulis dan berhak menyampaikan cerita ataupun gagasan melalui karya tulis.

Mengapa demikian? Sebab menjadi seorang penulis tidak butuh persyaratan akademis seperti biaya pendaftaran, waktu pendaftaran, serta seleksi pendaftaran. Untuk menjadi penulis tidak perlu yang namanya sertifikat, ijazah, piagam, apalagi surat tertulis dari presiden. Pendek kata, kapan saja dan dimana saja kita semua bisa menjadi penulis, diri kita sendirilah yang bisa mengangkat kita sebagai penulis.

Siapa Yang Pantas Menjadi Penulis?


Sebagaimana disebutkan di atas, siapa saja, kapan dan dimana saja, semua bisa menjadi seorang penulis. Akan tetapi siapa yang lebih pantas? Dokter dan pejabatkah? Atau petani dan nelayan? Jawabannya adalah siapa yang mau tekun berlatih, konsisten, dan sungguh-sungguh untuk menjadi penulis.

Menulis tidak butuh modal bakat apalagi jenjang pendidikan. Yang dibutuhkan adalah ketekunan berlatih, keberanian, serta mau menerima kritik dan saran dari orang lain. Jika demikian yang dilakukan, kemampuan menulis akan terus muncul dan berkembang dengan sendirinya.

#1. Tekun Berlatih

Ketekunan berlatih berarti harus gigih dan serius latihan menulis dalam situasi dan kondisi apapun. Kita semua pasti tahu bahwa aktivitas tulis menulis bukanlah pekerjaan mudah, butuh banyak pengorbanan dalam hal tenaga dan pemikiran yang menjadi beban. Dengan ketekunan berlatih maka beban tersebut kian lama akan semakin berkurang.

Oleh karenanya, jangan menulis pada saat hanya punya keinginan menulis saja. Sebagai contoh, jika motivasi menulis adalah uang, keinginan menulis akan muncul ketika tidak memiliki uang. Nah, jangan menulis hanya ketika tidak punya uang saja, tetapi menulislah walaupun sudah punya uang banyak.

#2. Berani dan Percaya Diri

Keberanian di sini maksudnya adalah berani mengirimkan tulisan yang telah selesai dibuat ke publik tanpa ragu dan malu. Entah itu tulisan baik atau buruk, diterima atau ditolak, bermanfaat atau tidak. Yang penting memiliki keberanian dan rasa percaya diri terlebih dahulu. Urusan bisa diterima masyarakat atau tidak, bisa diperbaiki setelahnya.

Semakin banyak kesalahan maka semakin banyak pula yang bisa diperbaiki, dan semakin banyak yang bisa diperbaiki maka semakin banyak pula ilmu yang didapati.

#3. Menerima Kritik dan Saran

Mau menerima kritik dan saran artinya dalam belajar menulis, penulis harus berbesar hati menerima kritikan walaupun kritikan itu pedas. Dan harus pandai-pandai mencerna saran yang telah diberikan orang lain. Sebagai penulis pemula tentu akan banyak kritik dan saran, dan dengan inilah nantinya akan menjadikan kita sebagai penulis hebat.

Menulis itu memang tidak mudah. Seorang yang lihai dalam berbicara belum tentu pandai menulis. Padahal seorang yang pandai bercerita memiliki potensi menjadi penulis. Akan tetapi jika tidak dibiasakan menulis, potensi tersebut hanya sia-sia. Jadi, yang pantas untuk menjadi seorang penulis adalah mereka yang tekun berlatih, berani, serta mau menerima kritikan dan saran.

Seberapa Besar Potensi Menulis Saya?


Terkadang ada saja orang yang selalu ragu dengan kemampuan dirinya. Ingin mengetahui jati dirinya lebih dalam lagi. Dan bertanya, "Adakah uji potensi diri untuk mengetahui apakah saya benar-benar bisa menjadi penulis?".

Sebenarnya ada dan banyak sekali angket untuk mengetahui potensi apakah kita benar-benar bisa menjadi seorang penulis. Namun saya rasa itu tidak penting sama sekali. Kenapa? Sebab angket hanyalah sebuah lembaran yang berisi beberapa pertanyaan. Kemudian dinilai berdasarkan jawaban yang kita berikan.

Jadi pada dasarnya, semua kembali kepada diri kita sendiri. Jika kita serius ingin menjadi penulis maka bisa diukur dari keseriusan kita berlatih, bukan diukur dari angket uji potensi diri. Keseriusan berlatih tersebut dibuktikan dengan seberapa ikhlas kita membuat tulisan, bukan seberapa banyak hasil tulisan.

Kesimpulannya, kita semua pasti bisa menulis dan menjadi penulis hebat. Hanya butuh proses untuk menuju ke sana. Dan satu kalimat yang mungkin bisa membangkitkan kita untuk menjadi penulis. "Bahwa kita akan hidup abadi dengan menghasilkan karya tulis".

Jika kalian adalah penulis blog silahkan baca cara meningkatkan produktivitas menulis artikel. Di dalam artikel tersebut terdapat beberapa panduan supaya kita lebih produktif menulis artikel. Demikian yang bisa saya tulis dan semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel