Asam Basa : Pengertian, Ciri, Sifat, Jenis, Contoh
Saturday, 16 February 2019
Edit
A. PENGERTIAN ASAM DAN BASA
Asam dan Basa merupakan dua hal berbeda. untuk lebih memahami mengenai pengertian Asam dan Basa mari kita lihat satu persatu pengertian ketua kata tersebut.
1. Pengertian Asam
Kata asam sendiri ternyata berasal dari bahasa latin. Dalam bahasa latin asam berasal dari kata “acidus” yang mempunyai arti “masam”. Tetapi dalam pandangan kimia, asam sanggup dapat didefenisikan sebagai suatu senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika terlarut dalam pelarut. Umumnya pelarut yang dipakai yaitu air (H2O).
Senyawa asam ini sering kita temukan dalam konteks kehidupan sehari-hari menyerupai pada masakan dan minuman. Namun senyawa asam juga sanggup ditemukan dalam organ badan kita yaitu dalam lambung. Jenis asam yang terdapat pada lambung yaitu asam klorida yang berfungsi untuk membunuh basil di lambung serta membantu pencernaan makanan.
2. Pengertian Basa
Dalam ilmu kimia, basa sanggup didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) kalau dilarutkan dalam pelarut, umumnya pelarut yang dipakai yaitu air (H2O). Rumus senyawa basa selalu mempunyai gugus OH (kecuali untuk ammonium hidroksida). Gugus OH yang terdapat dalam senyawa basa ini lah yang menyebabkannya mempunyai sifat – sifat khas sebagai suatu basa.
B. SIFAT SERTA CIRI – CIRI ASAM DAN BASA
1. Sifat dan ciri-ciri Asam
Sifat dan ciri-ciri asam yaitu sebagai berikut:
a. Memiliki rasa yang asam
Sifat yang paling mencirikan asam yaitu terasa asam kalau dirasakan indra pengecap. Contohnya: Cuka \merupakan salah satu asam yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari – hari. Dalam ilmu kimia, cuka dikenal dengan nama asam asetat (asam etanoat).
b. Dapat Mengubah Warna Indikator
Selain rasa asam yang dimilikinya, sifat lain dari asam yaitu sanggup mengubah warna beberapa zat alami dan zat buatan. Sifat yang sanggup merubah warna zat ini yang dimanfaatkan dalam ilmu kimia untuk melihat suatu senyawa bersifat asam ataukah bersifat basa. Dalam ilmu kimia sifat asam dilihat dari senyawa-senyawa kimia yang diduga mempunyai sifat asam. Sifat asam didentifikasi dengan memakai indikator. Indikator yang paling sering dipakai yaitu kertas lakmus. Jika suatu senyawa mempunyai sifat asam maka kertas lakmus biru akan menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
c. Dapat Menghantarkan Arus Listrik
Asam sanggup menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam sanggup melepaskan ion – ion dalam larutannya. Asam besar lengan berkuasa merupakan elektrolit yang baik. Semakin besar lengan berkuasa suatu asam, akan semakin baik pula daya hantar listriknya (memiliki sifat elektrolit yang baik). Contohnya yaitu asam sulfat yang terdapat pada aki mobil.
d. Asam yang Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen
Senyawa asam direaksikan atau bereaksi dengan beberapa jenis logam menghasilkan gas hidrogen. Beberapa pola logam yang kalau direaksikan dengan asam akan menghasil gas hidrogen yaitu: Logam magnesium, besi, tembaga dan seng. Akan tetapi hasil reaksi keduanya bukanlah gas hidrogen saja melainkan juga mengandung senyawa garam.
Reaksi :
Jika kita mereaksikan dua senyawa asam yang berbeda pada logam yang sama, maka kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Begitu juga sebaliknya, kalau mereaksikan dua logam dengan senyawa asam yang sama. Hal itu disebabkan perbedaan kekuatan asam yang kita gunakan.
2.Sifat dan Ciri-ciri Basa
Untuk membedakannya dengan asam maka kita perlu mengetahui sifat dan dan ciri basa. Adapun sifat dan ciri-ciri basa yaitu sebagai berikut:
a. Basa miliki rasa yang Pahit
Senyawa basa apabila dirasakan dengan indra lidah kita, rasanya akan pahit. Contohnya ketika secara tidak sengaja sabun masuk kedalam mulut. Namun perlu digarisbawahi bahwa dalam menganalisis basa tidak dianjurkan untuk melaksanakan investigasi dengan mencicipinya.
b. Basa terasa licin
Selain rasanya yang pahit, ternyata basa juga bersifat licin. Contohnya : ketika kita memegang sabun, ketika disentuh maka sabun tersebut teras licin, Basa pembuat sabun yaitu natrium hidroksida. Namun dalam praktikum sebenarnya, tidak dianjurkan mengidentifikasikan senyawa basa dengan menyentuhnya.
c. Bersifat korosif
Untuk mengidentifikasi apakah suatu senyawa termasuk basa atau tidak, kita sangat tidak dianjurkan untyuk menyentuhnya. Hal ini lantaran beberapa senyawa basa merupakan jenis senyawa basa yang kuat. Basa besar lengan berkuasa ini bersifat korosif sehingga kalau disetuh sanggup menimbulkan iritasi atau terbakar.
d. Basa sanggup Mengubah Warna Indikator
Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indikator sehingga sanggup mengubah warna indikator tersebut. Basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna biru.
e. Menghantarkan Arus Listrik
Selain senyawa asam ternyata senyawa basa juga merupakan penghantar listrik yang baik, khususnya basa kuat. Basa besar lengan berkuasa gampang terionisasi dalam air, sehingga sanggup mengantarkan arus listrik.
f. Menetralkan Sifat Asam
Senyawa basa sanggup dipakai untuk menetralkan asam. Senyawa asam akan berkurang sifat keasamannya, bahkan sanggup berkembang menjadi tidak asam kalau direaksikan dengan basa. Asam dan basa yang direaksikan akan menghasilkan garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi penetralan (netralisasi). Sebagai misalnya yaitu kalsium hidroksida direaksikan dengan asam sulfat akan membentuk kalsium sulfat dan air.
Reaksi :
C. TEORI ASAM DAN BASA
1. Teori Asam Basa Arrhenius
Teori Asam Basa Arrhenius dikemukakan oleh Svante August Arrhenius. Dalam teori tersebut didefinisikan bahwa:
- Asam merupakan senyawa yang kalau dilarutkan dalam air melepaskan ion H+.
- Basa merupakan senyawa yang kalau dilarutkan dalam air melepaskan ion OH-.
Gas asam klorida (HCl) merupakan salah satu zat yang sangat gampang larut dalam air. HCL atau asam klorida kalau dilarutkan dalam air (H2O) akan terurai. HCl sanggup terurai menjadi ion H+ dan Cl-. Oleh lantaran itu HCl termasuk dalam asam Arrhenius. Akan tetapi berbeda dengan metana (CH4) lantaran tidak sanggup menghasilkan ion H+ dalam air walaupun mempunyai atom H, sehingga metana tidak termasuk asam Arrhenius. Kemudian natrium hidroksida (NaOH) termasuk dalam kategori basa Arrhenius. NaOH merupakan senyawa ionik yang sanggup dilarutkan dalam air yang terdisosiasi menjadi ion NA+ dan OH-. Konsep Asam Basa Arrhenius ini hanya pelarutnya terbatas pada air saja.
2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Teori asam basa Bronsted Lowry dikemukakan oleh Johannes N. Bronsted dan Thomas M.Lowry pada tahun 1923. Secara terpisah keduanya menyatakan bahwa secara definisi asam basa yang serupa. Konsep yang mereka usikan harus didasarkan pada fakta bahwa reaksi asam-basa yang melibatkan transfer proton atau ion H+ yang terjadi dari satu zat ke zat lain. Dimana prosesnya melibatkan asam sebagai pendonor dan basa sebagai penerima (penerima) proton. Sehingga defenisi asam basa Bronsted-Lowry yaitu:
- Asam merupakan donor proton.
- Basa merupakan penerima proton.
Berikut yaitu satu conroh reaksi asam basa berdasarkan Bronsted Lowry :
3. Teori Asam Basa Lewis
Teori asam Basa Lewis dikemukakan oleh G. N. Lewis pada tahun 1923. Menurut Lewis definisi asam basa yaitu:
- Asam yaitu penerima yang merupakan pasangan elektron.
- Basa yaitu donor yang merupakan pasangan elektron.
Berdasarkan definisi diatas asam berperan sebagai penerima pasangan elektron yang tidak hanya H+. senyawa yang mempunyai bilangan orbital 0 pada kulit valensi menyerupai seolah-olah BF3, juga berperan sebagai asam. Contohnya yaitu reaksi antara BF3 dan NH3.
F. KLASIFIKASI MACAM – MACAM JENIS ASAM DAN BASA
1. Klasifikasi Macam – Macam Jenis Asam
Berdasarkan kekuatannya asam terbagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Asam lemah
Contoh asam besar lengan berkuasa yaitu: asam sitrat, asam etanoat, asam askorbat dan asam laktat.
b. Asam kuat
Contoh asam lemah yaitu: asam klorida, asam nitrat, asam sulfat dan lain-lain.
2. Klasifikasi Macam – Macam Jenis Basa
Berdasarkan kekuatannya basa terdiri dua jenis yaitu:
a. Basa kuat
Contoh basa besar lengan berkuasa yaitu: Litium hidroksida (LiOH), Natrium hidroksida (NaOH), Kalium hidroksida (KOH), Kalsium hidroksida (Ca(OH)2), Stronsium hidroksida (Sr(OH)2) dan Rubidium hidroksida (RbOH), Barium hidroksida (Ba(OH)2) dan Magnesium hidroksida (Mg(OH)2).
b. Basa lemah
Yang dikategorikan dalam basa lemah yaitu senyawa basa selain yang telah disebutkan sebagai pola basa kuat.