Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Friday, 31 August 2018
Edit
Sistem Klasifikasi Mahluk Hidup. Materi Biologi Tentang Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam kelompok tertentu. Pengelompokan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi atau sistematik.Prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Takson dibentuk dengan jalan mengamati objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati.
Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup
- Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki.
- Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain.
- Menyederhanakan objek studi. Penyederhanaan objek studi sangat membantu dalam mengenali atau mempelajari makhluk hidup yang begitu banyak dan beraneka ragam sifat serta ciri-cirinya.
- Mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup.
- Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya
Manfaat sistem klasifikasi makhluk hidup
- Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
- Mengetahui jenis-jenis makhluk hidup.
- Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.
Macam klasifikasi makhluk hidup
Ada bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini berkembang mulai dari yang sederhana hingga berdasar sistem yang lebih modern.
Sistem artifisial / buatan; Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang ditetapkan oleh peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup. Penganut sistem ini di antaranya Aristoteles dan Theophratus (370 SM).
Sistem natural / alami; Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri struktur tubuh eksternal (morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi) secara alamiah. Penganut sistem ini, di antaranya, Carolus Linnaeus (abad ke-18). Linnaeus berpendapat bahwa setiap tipe makhluk hidup mempunyai bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, jika sejumlah makhluk hidup memiliki sejumlah ciri yang sama, berarti makhluk hidup tersebut sama spesiesnya. Dengan cara ini, Linnaeus dapat mengenal 10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis hewan.
Sistem modern (filogenetik)
Sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara evolusioner. Beberapa parameter yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah sebagai berikut:
- Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal
- Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan laba-laba.
- Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.
Pembagian Makhluk Hidup dalam Kingdom
- Sistem dua kingdom, terdiri dari: Kingdom plantae dan Kingdom animalia
- Sistem tiga kingdom, terdiri dari: Kingdom protista, Kingdom plantae, dan Kingdom animalia.
- Sistem empat kingdom, terdiri dari: Kingdom monera, Kingdom protista, Kingdom plantae dan Kingdom animalia.
- Sistem lima kingdom, terdiri dari: Kingdom monera, Kingdom protista, Kingdom fungi, Kingdom plantae, dan Kingdom animalia.
- Sistem enam kingdom, terdiri dari: Kingdom archaebacteria, Kingdom eubacteria, Kingdom protista, Kingdom fungi, Kingdom plantae, dan Kingdom animalia.
Langkah-langkah klasifikasi makhluk hidup
Langkah-langkah klasifikasi makhluk hidup adalah sebagai berikut:
- mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya.
- setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.
- Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson genus.
- Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson famili.
- Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
- Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
- Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).
Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut:
1) Kingdom (Kerajaan) 4) Familia (Suku)
2) Divisio atau Filum 5) Genus (Marga)
3) Kelas (Classis) 6) Spesies (Jenis)
4) Ordo (Bangsa)
5) Famili (Suku)
CONTOH TAKSONOMI MAKHLUK HIDUP
Taksonomi manga
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : Mangifera Indica L.
Taksonomi tomat
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum lycopersicum L
Tata Cara Penamaan Spesies
Carolus Linnaeus |
Untuk memudahkan komunikasi antar ilmuwan biologi mengenai jenis mahluk hidup, Carolus Linnaeus pada tahun 1735 meciptakan sistem tata nama yang terdiri dari dua kata yaitu binomial nomenclatur. Berikut tata cara penamaan spesies menurut sistem binomial nomenclatur:
- Nama suatu species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk jenis.
- Huruf pertama nama genus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf pertama nama penunjuk jenisnya ditulis dengan huruf kecil.
- Nama species menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan. Misalnya: Bambusa spinosa (bambu berduri), Carica papaya (pepaya).
- Nama species dicetak miring, digaris bawah, atau dicetak dengan huruf yang berbeda dengan teks lain.
- Apabila nama tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung. Misalnya: Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.
- Apabila nama hewan terdiri atas tiga kata dan nama tersebut bukan nama species melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah tingkat species maka ditulis terpisah, contohnya Felis maniculata domestica (kucing rumah/piaraan).
- Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama species tersebut, contohnya Zea mays L. (yang memberi nama jagung adalah Linnaeus).